Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospemae) merupakan salah satu divisi tumbuhan berbiji selain tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan ini memiliki biji yang tertutup oleh daun buah. Melakukan pembuahan ganda.

CIRI – CIRI TUMBUHAN BIJI TERTUTUP
1. Tumbuhan kormophyta
2. Tidak memiliki strobilus
3. Pembuahan ganda
4. Memiliki bunga yang digunakan sebagai tempat reproduksi
5. Biji tertutup daun buah

REPRODUKSI TUMBUHAN BERBIJI TERTUTUP

Reproduksi tumbuhan berbiji tertutup secara seksual dan aseksual. Aseksual berupa stek, merunduk, cangkok, kultur jaringan. Seksual melalui pembuahan antara sperma dan ovum yang terjadi di dalam bakal buah (ovule). Menghasilkan zygot yang kemudian tumbuh menjadi biji.

Dalam ovule tersusun 8 sel haploid. Yaitu: 2n inti kandung lembaga sekunder, n inti ovum, 3n sel anti poda yang terletak di atas ovule, 2n sel sinergid yang mengapit inti ovum. Pada proses fertilisasi inti ovum akan dibuahi oleh inti sperma I dan Kandung lembaga sekunder akan dibuahi oleh inti sperma II.

Alat kelamin jantan adalah benang sari yang memiliki serbuk sari. Sedangkan alat kelamin betina berupa putik. Kesemuanya terdapat dalam satu bunga. Namun, ada bunga yang tidak sempurna sehingga bisa terjadi pembuahan dengan berbeda bunga.

KLASIFIKASI TUMBUHAN BERBIJI TERTUTUP

Tumbuhan berbiji tertutup terbagi menjadi dua. Yaitu:
1. Monokotil
Ciri:
a. Tidak memiliki cambium
b. Pembuluh tersusun acak
c. Tulang daun sejajar
d. Akar serabut
e. Berbiji tunggal
f. Bunga berkelipatan 3
g. Biasanya tidak bercabang
2. Dikotil
Ciri :
a. Memiliki cambium
b. Pembuluh tersusun rapi
c. Tulang daun menyirip atau menjari
d. Akar tunggang
e. Berbiji belah
f. Bunga berkelipatan 2, 4, 5
g. Biasanya bercabang

PERANAN TUMBUHAN BERBIJI TERTUTUP
1. Bahan Makanan, Contoh : Oryza sativa (Padi), dll.
2. Bahan Bangunan, Contoh : Jati (Tectona grandis), dll.
3. Bumbu dan Obat – obatan, Contoh : Kunyit (Curcuma domestica), Jahe (Zingiber officinale), dll.
4. Tanaman Hias. Contoh : Mawar (Rosa hibrida), dll.
5. Bahan kerajinan dan industri, Contoh : Rotan, Bambu (Bambusa spinosa), Meranti (Shorea curtisii), dll.

Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) merupakan salah satu divisi dari tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Tumbuhan berbiji terbuka memiliki biji terbuka karena tidak ditutupi atau dibungkus oleh daun buah. Akibat dari tumbuhan ini tidak mengalami pembuahan ganda.

CIRI – CIRI TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA
1. Tumbuhan kormophyta
2. Memiliki strobilus sebagai alat reproduksi
3. Tidak mengalami pembuahan ganda
4. Biji tidak ditutupi atau dibungkus oleh daun buah.

REPRODUKSI TUMBUHAN BEBIJI TERBUKA

Tumbuhan berbiji terbuka memiliki strobilus jantan dan betina dalam satu pohon. Strobilus jantan terletak di ujung tangkai. Sedangkan strobilus betina terletak di ketiak batang. Tumbuhan ini berkembang biak dengan cara seksual. Sel sperma memalui bantuan angina terbang menuju strobilus betina. Disini terjadilah proses fertilisasi dan akhirnya terbentuk zygot yang tumbuh menjadi biji. Biji ini dilengkapi sayap sehingga apabila telah matang bisa jatuh di tempat yang jauh dari induknya.

KLASIFIKASI TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA

Tumbuhan berbiji terbuka dibagi menjadi empat kelas yaitu :
1. Cycadophyta
Cycadophyta merupakan tumbuhankayu yang sedikit cabang. Memiliki daun yang besar sepeti daun palem. Memiliki strobilus jantan yang terdiri dari banyak sporofil sisik mengandung banyak mikrosporangium. Strobilus betina mengandung sporofil sisik dengan dua bakal biji. Contoh : Pakis haji (Cycas rumphii).

2. Pinophyta
Merupakan gymnospermae yang sering ditemukan dalam kehipan sekitar kita. Memiliki daun berbentuk jarum dan strobilus kerucut. Pinophyta digolongkan menjadi 5 ordo, yaitu.
a. Ordo Texales, Contoh : Taxus baccata, Amentotaxus.
b. Ordo Arauciriales, Contoh : Damar (Agathis alba).
c. Ordo Podocarpales, Contoh : Podocarpus imbricate.
d. Ordo Pinales, Contoh : Pinus merkusii.
e. Ordo Cupressales, Contoh : Sequoia gigantea, Thuya gigantea.

3. Ginkgophyta
Merupakan daun berbentuk kipas. Meranggas bila musim kemarau. Sebagian besar telah punah. Contoh : Ginkgo biloba.

4. Gnetophyta
Merupakan tumbuhan kayu yang bercabang banyak. Memiliki daun tunggal. Dibagi menjadi tiga ordo. Yaitu:
a. Ordo Ephedrales, Contoh : Ephedra altisima.
b. Ordo Gnetales, Contoh : Gnetum gnemon (melinjo).
c. Ordo Welwitschiales, Contoh : Welwitschia mirabilis.

PERANAN TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA

1. Bahan Bangunan. Contoh : Cemara, pinus.
2. Bahan baku ukiran. Contoh : Taxus baccata.
3. Bahan baku kertas. Contoh : Cemara.
4. Bahan makanan. Contoh : Melinjo
5. Penghasil getah. Contoh : Damar, Pinus merkusii.

Moluska merupakan hewan lunak yang bercangkang.

CIRI – CIRI MOLUSKA
a. Triploblastik Selomata
b. Tubuh Simetri Bilateral
c. Peredaran darah terbuka kecuali cephalopoda
d. Ekskresi berupa ginjal
e. Punya cangkang dari kalsium karbonat
f. Kosmopolit (bisa ditemukan di berbagai tempat)
g. Beberapa bernafas dengan paru – paru
h. Pencernaan terdiri dari mulut, usus, kelenjar pencernaan, dan anus
i. Saraf terdiri dari ganglion padat, ganglion viseral, ganglion otak
j. Organ dalam dibungkus oleh lapisan mantel

KLASIFIKASI MOLUSKA
1. Amphineura
Tubuh bulat, pipih. Cangkang dari kapur ada 8 pelat. Hidup menempel pada dasar perairan. Memiliki radula. Pencernaan dimulai dari mulut sampai anus. Saraf berupa cincin esophagus. Pada bagian prosterior memiliki aorta, jantung dan sebuah sinus. Reproduksi secara seksual. Pertumbuhan zigot tumbuh jadi larva trokofor. Contoh : Chiton.

2. Scaphopoda
Siput gading, cangkang berbentuk gading memili tentakel untuk mengambil makanan. Contoh : Siput gading (Antalis vulgaris).

3. Pelecypoda / Bivalvia
Kaki pipih, insang berlapis – lapis. Cangkang terdiri dari dua belahan cangkang yang bisa bergerak disebabkan oleh otot aduktor. Aduktor prosterior pada bagian prosterior, Aduktor anterior pada bagian anterior. Antar cangkang dihubungkan oleh ligamentum.

Terdiri dari tiga bagian tubuh:
1. Periostrakum
Bagian tubuh paling luar terbentuk dari zat tanduk.
2. Prismatik
Bagian tubuh bagian tengah terbentuk dari kalsium karbonat.
3. Nakreas
Bagian tubuh paling dalam. Terdapat mantel. Bagian ini bisa menghasilkan mutiara. Terbentuk dari kistal CaCO3 halus.

Reproduksi seksual, zigot tumbuh menjadi larva glosidium. Saraf berupa ganglion pedal, ganglion perut. Punya statosista sebagai alat keseimbangan. Makanan masuk ke tubuh melewati kerongkongan menuju lambung dan usus. Contoh : Pinctada margaritifera, Kerang hijau (Mytilus viridis), Tiram (Ostrea sp.)

4. Gastropoda
Merupakan siput yang berjalan menggunakan kaki perut. Pada bagian perut terdapat lendir. Memiliki sepasang antena sebagai kemoreseptor, sepasang mata sebagai fotoreseptor.

Bagian tubhu terdiri dari :
1. Periostrakum
Bagian tubuh paling luar terbentuk dari zat tanduk.
2. Prismatik
Bagian tubuh bagian tengah terbentuk dari kalsit
3. Nakreas
Bagian tubuh paling dalam. Terdapat mantel. Bagian ini bisa menghasilkan mutiara. Terbentuk dari kistal CaCO3 halus.

Gastropoda bersifat hermaprodit. Alat reproduksi disebut ovotestis. Darah berwarna biru, mengandung zat hemosianin. Contoh : Bekicot (Achantia fulica), Siput sawah (Lymnea javanica), siput air tawar (Helix pomata).

5. Cephalopoda
Memiliki cangkang di dalam tubuh. Terdapat kaki di kepala. Kaki berbentuk tentakel, 8 sebagai lengan, 2 sebagai kaki. Pada tentakel terdapat cakram penghisap. Kulit bisa berubah warna sesuai lingkungan sekitar karena mengandung zat kromatofor.

Pada bagian kepala terdapat otot daging sebagai alat kemudi. Sirip pendayung di sebelah kanan dan kiri tubuh. Bisa mengeluarkan tinta melelui sifon sebagai alt pertahanan. Kelamin terpisah (gonokoris). Darah berwarna biru karena mengandung tembaga. Peredaran darah ganda tertutup. Contoh : Cumi – cumi (Loligo indica), Gurita (Octopus sp.), Sotong (Sepia sp.), Nautilus.

PERAN MOLUSKA
a. Bahan Makanan. Contoh : Cumi – cumi , Tiram.
b. Obat – obatan. Contoh : Cangkang Kerang.
c. Penghasil Mutiara. Contoh : Kerang Mutiara.
d. Cindera mata. Contoh : Cangkang kerang.
e. Merusak tanaman budidaya. Contoh : Bekicot.
f. Vektor penyakit. Contoh : Siput air.

Karakteristik Porifera
1. Tubuhnya berpori yang didalamnya terdapat rongga tubuh (spongosol).
2. Tubuh tersusun dari zat kapur, silikat, dan spongin.
3. Tidak bisa bergerak aktif dan melekat pada suatu obyek .
4. Bentuk sepeti tabung atau jambangan.
5. Berukuran sebesar biji beras sampai setinggi dan berdiameter 2 meter.
6. Tumbuh pada laut dangkal mulai dari perairan pantai sampai 5,5 km.
7. Diploblastik, Asimetri.

Pencernaan Makanan
Makanan porifera berupa plankton atau zat organik yang ikut dalam aliran air. Sistem pencernaan secara intraseluler. Air masuk melalui ostium menuju sel koanosit dan Terjadi pencernaan makanan. Sel ameboid Mengedarkan zat makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Zat sisa makanan dikeluarkan melalui
ostivum.

Stuktur Tubuh
Oskulum : Lubang tempat keluarnya air dai tubuh.
Sel leher (koanosit) : Sel untuk mencerna makanan secara intra seluler.
Spikula : Sel pembentuk tubuh.
Amebosit : Mengedarkan makanan dan bisa berubah menjadi sel kelamin.
Spongosol : Rongga tubuh.
Ostium : Tempat masuknya air.
Pinakosit : Sel pelapis bagian tubuh luar.
Miosit : sel untuk membuka dan menutup oskulum.
Skleroblas : Penghasil spikula untuk membentuk rangka tubuh.



Reproduksi
Porifea dapat berproduksi secara seksual dan aseksual. Aseksual yaitu membentuk tunas yang bisa tumbuh menjadi individu baru. Seksual yaitu bertemunya Ovum dan sperma. Pembuahan gamet menghasilkan zigot di dalam sel arkenosit. Zigot berkembang menjadi larva besilia (amfiblastula). Larva tersebut berenang keluar melalui oskulum mencari tempat yang cocok untuk tumbuh menjadi individu baru. Memiliki dua tipe hidup yaitu sesil (menempel) pada fase polip dan planktonik pada fase medusa.


Klasifikasi Porifera
 Tipe Saluran Air.
1. Tipe Askon : Saluran air melalui ostium spongosol dan oskulum. Contoh :
Leucosolenia.
2. Tipe Sikon : Saluran bercabang sehingga air tidak melalui spongosol. Lewat
ostium, sel koanosit dan oskulum . Contoh : Scypa.
3. Tipe Leukon atau ragon : Air masuk ostium dam melalui saluran – saluran air
yang saling berhubungan.Sel koanosit, spongosol,
oskulum. Contoh : Spongila.

 Zat penyusun rangka tubuh.
1. Kelas Calcarea : Rangka tersusun dari zat kapur (CaCO3). Hidup di laut
dangkal. Kecil.Contoh : Chlatrina blanca dan Sycom
gelatinosum.
2. Kelas Hexatinelida : Tubuh tersusun dari silikat (H2SiO3). Spikula berduri
enam. Contoh :Pheronema sp. dan Hyalonema.
3. Kelas Demospongiae : Rangka tubuh tersusun dari spongin , silikat atau
campuran keduanya. Contoh : Euspongia sp.


Manfaat Porifera
1. Rangkanya dapat digunakan alat pembersih , pengisi jok kendaraan.
Contoh : Euspongia pficinalis
2. Menghasilkan senyawa bioaktif yang berpotensi menyembuhka penyakit.
Contoh : Luffariella variabilis
3. Sebagai tokoh kartun. Contoh : Spongebob squarepants

Penggolongan binatang itu ada 4 cara yaitu: Klasifikasi, Simetri tubuh, Lapisan tubuh, Rongga tubuh, pengaturan suhu tubuh.

1. Klasifikasi.
Dalam klasifikasi binatang, terdapat 9 filum binatang yang berbeda satu sama lain. Setiap filum digolongkan lagi menjadi beberapa kelas lalu ordo dan terakhir spesies.
1. Filum Porifera = Divisi hewan berpori.
Contoh : Euspongia sp. Digunakan sebagai alat penggosok piring.
2. Filum Coelenterate = Divisi Cnidaria. Hewah yang memiliki tentakel.
Siklus hidup ada dua yaitu seksil (fase polip) dan fase medusa.
Contoh : Ubur – ubur, karang laut, obelia.
3. Filum Platyhelminthes = Divisi Cacing pipih.
Tubuh pipih. kebanyakan parasit.
Contoh : Planaria, Cacing hati (Fasciola hepatica) , Cacing pita babi (Taenia solium).
4. Filum Nemahelminthes (nematoda) = Divisi Cacing benang.
Tubuh seperti benang, hidup parasit.
Contoh : Cacing kremi (Enterobius vermicularis). Cacing tambang (Ancylostoma duodenale).
5. Filum Anelida = Divisi Cacing bersegmen
Tubuh terdiri dari segmen – segmen. Contoh : Cacing wawo, Cacing tanah (Lubricus terestis). Lintah (Hirudo medicinalis).
6. Filum Molusca = hewan bercangkang
Terdapat cangkang pada tubuhnya. Contoh : Cumi – cumi (Loligo indica), Sotong (Sephia sp.), Bekicot (Achantia fulica).
7. Filum Arthropoda = Divisi berkaki ruas.
Memiliki kaki yang beruas - ruas. Contoh : Udang, Kupu – kupu.
8. Filum Echinodermata
Contoh : Bintang laut, teripang.
9. Filum Chordata
Terdiri dari hewan tingkat tinggi. Contoh : Katak, buaya (Crocodilus sporosus), ikan, Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), Beruang Madu (Helarctos malayanus).

2. Simetri Tubuh
Penggolongan hewan berdasarkan simetri tubuh.
a. Asimetri
Tubuh yang tidak bisa dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar. Contoh : Porifera
b. Simetri Bilateral
Tubuh yang bisa menjadi dua bagian sama besar melalui garis tengah tubuh atau dari mulut sampai ekor. Contoh : Platyhelminthes, Nemahelminthes, Anelida, Moluska, Arthropoda, Chordata.
c. Simetri Radial
Tubuh yang bisa dibagi menjadi dua bagian sama besar berdasarkan titik tengah. Contoh : Porifera, Coelenterata, Echinodermata.

3. Lapisan Tubuh
Berdasar lapisan tubuh yang dimiliki hewan dapat digolongkan menjadi
a. Diploblastik
Hewan yang memiliki dua lapisan tubuh. Ektoderm dan endoderm. Contoh : Porifera dan coelenterate.
b. Triploblastik
Hewan yang memiliki tiga lapisan tubuh. Ektoderm, mesoderm dan endoderm. Contoh : selain Porifera dan coelenterata.

4. Rongga tubuh
a. Aselomata.
Hewan yang tidak memiliki selom. Jadi setelah mesoderm langsung dilapisi endoderm tanpa ada rongga. Contoh : Platyhelminthes.
b. Pseudoselomata
Hewan yang memilki selom yang tidak jelas atau semu. Contoh : Nemahelminthes.
c. Selomata
Hewan yang sudah tampak jelas memiliki rongga tubuh. Dalam tubuh terdapat mesentreon yaitu jaringan pengikat yang berfungsi untuk memegangi orga dalam agar tetap dalam posisinya. Contoh : Hewan vertebrata dan invertebrata selain Platyhelminthes dan Nemahelminthes.

5. Suhu Tubuh.
a. Hewan Poikiloterm / Heteroterm/ ektoterm
Merupakan hewan berdarah dingin yang mana dia tidak bisa menjaga suhu tubuh. Jadi suhu tubuhnya berubah – ubah sesuai suhu lingkungan. Contoh : Cacing , reptil, dan serangga.
b. Hewan Homeoterm/ homoterm/ endoterm
Hewan berdarah panas yang bisa mengatur suhu badan agar tetap konstan dalam kondisi lingkungan apapun. Contoh : Mamalia, ungags.

Minyak bumi dijuluki sebagai emas hitam. Minyak bumi merupakan cairan kental, coklat gelap atau kehijauan. Terletak di lapisan kerak bumi.

PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

Minyak bumi terbentuk dari sisa – sisa fosil makhluk hidup yang telah mati dan mengendap di dasar laut, sungai, tempat bercampur lumpur selama jutaan tahun lamanya. Dimana fosil yang mengendap tersebut mengandung hidrokarbon.

KOMPOSISI MINYAK BUMI

Minyak bumi merupakan campuran komplek. Minyak terdiri dari senyawa hidrokarbon (98%), Sulfur (1 – 3%), Nitrogen (< 1%), Oksigen (< 1%), Logam atau mineral (< 1%), Garam (< 1%). Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi didominasi oleh Alkana, Sikloalkana, Aromatik.

PENGELOLAAN MINYAK BUMI

 C4 dan C2H6 digunakan sebagai bahan baku LNG
 C3H8 dan C4H8 digunakan sebagai bahan baku LPG
 C5H12 dan C7H16 digunakan sebagai pelarut, dry cleaner
 C6H14 s/d C12H26 dicampur bersamaan menjadi bensin
 C5H12 s/d C15H32 dicampur bersamaan menjadi minyak tanah
 C10H22 s/d C20H42 bahan baku pembuatan solar
 C20H42 s/d C40H82 bahan pembuatan pelumas, vaselin

PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Proses pengolahan minyak bumi meliputi empat tahap.
Eksplorasi – Eksploitasi – Pemisahan (Proses primer) – Pengubahan (Proses sekunder).

 EKSPLORASI
Pemetaan daerah yang memiliki cadangan minyak bumi. Dilakukan dengan pembuatan peta topografi, penelitian batuan dan tanah di sekitar daerah yang diperkirakan memiliki cadangan minyak bumi, kegiatan seismik. Kegiatan seismik adalah pembuatan gempa kecil di dasar laut yang bisa mengakibatkan geleombang yang memantul ke permukaan bumi yang mengandung minyak.

 EKSPLOITASI
Proses pengambilan minyak bumi dari tempat sumber minyak. Proses pengambilan dengan cara pengeboran ke lapisan minyak. Akhirnya keluar minyak mentah. Minyak mentah ini belum bisa di manfaatkan.

 PEMISAHAN (PROSES PRIMER)
Proses ini dilakukan denag destilasi bertingkat. Proses ini digunakan untuk memisahkan kandungan senyawa hidrokarbon yang memiliki panjang rantai dan titik didih berbeda.

Proses ini dimulai dengan pemanasan minyak dalam pemanas. Komponen yang memiliki titik didih semakin tinggi akan tetap cair dan turun ke pelat semakin bawah di pemanas. Sedangkan titik didih rendah akan jadi uap air dan berada di pelat atas pemanas.

Dalam proses ini dihasilkan 7 fraksi
1. Fraksi Gas. Terdiri dari atom C1 – C4. Titik didih <300C.
2. Fraksi Petroleum Eter. Terdiri dari atom C5 – C7. Titik didih pada 30o – 900C.
3. Fraksi Bensin. Terdiri dari atom C6 – C12. Titik didih pada 1000 – 1800C.
4. Fraksi Minyak Tanah. Terdiri dari atom C10 – C15. Titik didih pada 1800 – 2300C.
5. Fraksi Minyak Gas. Terdiri dari atom C16 – C20. Titik didih pada 2300 – 3050C.
6. Fraksi Minyak Pelumas. Terdiri dari atom >C20. Titik didih 3150 – 5650C.
7. Fraksi Bitumen. Tediri dari atom >C40. Titik didih >5650C.

 PERUBAHAN (PROSES SEKUNDER)
Proses ini dilakukan untuk mengubah fraksi yang satu ke fraksi yang diinginkan. Perubahan fraksi dapat dilakukan dengan beberapa proses.

• PEREKAHAN
Molekul dipecah menjadi molekul – molekul kecil. Contoh: perubahan fraksi minyak pelumas menjadi fraksi bensin.
• PENYSUSUNAN ULANG
Perubahan rantai lurus menjadi rantai cabang. Contoh: perubahan n-oktana menjadi isooktana.
• ALKILASI
Perubahan molekul kecil menjadi molekul besar. Contoh: perubahan propena + butena menjadi heptane.
• COOKING
Perubahan fraksi residu menjadi fraksi gas.

HASIL PENGOLAHAN MINYAK BUMI

o LPG (Liquefied Petroleum Gas).
LPG merupakancampuran hidrokarbon yang berasal dari fraksi gas. Digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga.

o Bensin
Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari fraksi bensin. Bensin atau gasoline sangat dibutuhkan masyarakat. Sesuai dangan fungsinya sebagai bahan bakar mesin bemotor. Kualitas bensin ditentukan melalui bilangan oktan. Semakin tinggi bilangan oktan semakin tinggi kualitas dari bensin. Bilangan oktan dapat dirumuskan :

Bilangan Oktan = (% isooktana X 100) + (% n – heptane X 100)

o Kerosin
Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang tidak berwarna tapi mudah terbakar. Kerosin berasal dari fraksi Minyak tanah. Kerosin digunakan untuk bahan bakar kompor minyak. Sedang kerosin berjenis avtur digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang.

o Solar
Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari fraksi minyak gas. Solar biasa digunakan untuk bahan bakar mesin diesel.

o Pelumas
Merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang berasal dari fraksi minyak pelumas. Pelumas digunakan untuk melumas mesin agar tidak terjadi gesekan dan memperlancar kerja komponen mesin.

o Aspal
Merupakan campuran senyawa minyak bumi yang berasal dari fraksi bitumen. Aspal digunakan dalam proses pengerasan jalan.











 Filum Platyhelminthes (Cacing Pipih)

Ciri – Ciri
1. Belum punya peredaran darah, pernafasan, anus rangka tubuh,
2. Triploblastik Aselomata
3. Simetri Bilateral
4. Sistem eskresi berupa sel api. Saraf tangga tali. Pencernaan: rongga gastrovaskular. Memiliki system reproduksi.
5. Hermaprodit
6. Epidermis dari lilin (kutikula)

 Kelas Turbelaria
Tubuh panjang 5 mm – 3 cm. Tubuh terdapat cilia. Memiliki kemoreseptor berupa aurikel. Bintik mata untuk rangsangan cahaya (gelap dan terang). Pencernaan sederhana berupa mulut, faring, kerongkongan, usus. Bersifat hermaprodit. Reproduksi aseksual berupa fragmentasi. Reproduksi seksual berupa perkawinan silang. Hidup di tempat air jernih yang belum terkontaminasi. Contoh : Planaria.

 Kelas Trematoda
Semua bersifat parasit. Tubuh tidak punya alat gerak. Tubuh dilapisi kutikula berduri. Memiliki alat hisap untuk menempel di tubuh inang.

Hidup di dua inang. Inang sementara biasanya siput air (Lymnea javanica). Inang utama adalah mamalia. Fase hidup diawali oleh Mirasidium (Larva bersilia), Sporosit, Redia (dalam siput), Serkaria, Dewasa.

Contoh :
1. Cacing Darah (Schistosoma sp.)
Hidup di pembuluh vena manusia. Menyebabkan penyakit skistosomiasis. Panjang jantan 9 – 22 mm. panjang betina 14 – 26 mm.
2. Fasciola hepatica (Cacing Hati)
Hidup di hati sapi, kambing. Larva bersista disebut metaserkaria biasanya terdapat menempel pada rumput dan tumbuhan air. Panjang 2 cm sampai 5 cm.
3. Cacing Hati Manusia (Clonorchis sinensis)
Hidup di hati manusia. Larva terdapat pada ikan. Biasa ditemukan pada daerah yang masyarakatnya suka memakan ikan mentah.
4. Paragonimus westerani
Hidup pada paru – paru mamalia. Larva hidup di siput. Metaserkaria tedapat pada udang air tawar.

 Kelas Cestoda
Terdiri daric acing pita. Panjang tabuh bisa mencapai 9 m. tubuh terdiri dari proglotid yang berisi telur. Bersifat parasite. Tubuh tersusun atas kepala (skoleks), kait (rostelum), alat hisap dan tidak bersilia.

Fase hidup: Telur, Heksakan (babi/sapi), Sistisarkus (otot babi/sapi), cacing pita (dalam manusia), proglotid dewasa.

Hidup di sapi, babi, anjing, manusia, mamalia lainya.

Contoh :
1. Taenia solium (cacing pita babi).
Hidup di babi sebagai inang perantara. Panjang mencapai 3 m. Dewasa hidup di manusia. Memiliki alat hisap dan alat kait yang bisa melukai usus.
2. Taenia saginata (Cacing Pita Sapi).
Hidup di sapi sebagai inang peantara. Dewasa hidup di usus manusia. Tidak punya alat kait dan tidak seberbahaya seperti Taenia solium.
3. Dyplidium caninum
Hidup di anjing perantara ikan air tawar.

 Filum Nemathelminthes (Cacing Gilik)

Ciri – ciri
1. Simetri Bilateral
2. Tiploblastik Pseudoselomata
3. Tubuh dari kutikula (kerotin)
4. Pencernaan sempurna
5. Gonokoris
6. Pernafasan berupa difusi
7. Syaaf: cincin syaraf dan ganglion yang terhubung
8. Fetilisasi internal
9. Parasit
10. Tidak bersegmen

Contoh :
a. Ascaris lumbricoides (Cacing Perut)
Parasit di usus. Panjang betina 20 – 40 cm. kedua ujung runcing. Tubuh licin tertutup kutikula. Melindungi dari getah pencernaan manusia.
b. Filaria (Wuchereria brancofti)
Penyebab penyakit kaki gajah (Elphantiasis). Hidup di kelenjar limfa. Larva (mikrofilia) terdpat di tubuh nyamuk culex.
c. Ancylostoma duodenale (Cacing Tambang)
Bersama Necator americanus menyebabkan penyakit tambang. Ditemukan di tempat becek (pertambangan). Larva cacing bisa menembus kaki manusia.
d. Entrobius vermicularis (Cacing Kremi)
Hidup di usus besar manusia. Panjang betina 9 – 15 mm, jantan 3 – 5 mm. saat bertelur, telur diletakkan di anus sehingga terasa gatal. Bila penderita menggaruknya maka akan terjadi penularan secara autoinfeksi. Larva di tangan masuk ke tubuh melalui makanan yang di pegang lalu ditelan.
e. Trichinella spiralis (Cacing otot)
Penyebab penyakit trichinosis. Hidup di jaringan otot mamalia. Larva masuk melalui daging babi yang tidak dimasak sempurna. Larva berkembang di usus halus. Dewasa menuju jaringan otot. Bisa menimbulkan penyumbatan.bisa menyebabkan kematian.

 Filum Anelida

Ciri – ciri
1. Tubuh bersegmen
2. Triploblastik selomata
3. Simetri Bilateral
4. Permukaan tubuh dari kutikula
5. Pencernaan sempurna
6. Eskresi melelui Nefridia
7. Reproduksi. Seksual : pembuahan silang. Aseksual : Pembelahan tubuh. Hermaprodit.
8. Otak berupa sepasang ganglion kepala.
9. Pernafasan melalui kulit

 Kelas Polychaeta
Memiliki banyak rambut (seta) yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada setiap segmen terdapat parapodia (tonjolan kaki untuk tempat seta sebagai alat gerak). Memiliki insang. Panjang 5 – 10 cm. hidup di laut. Reproduksi seksual dilua tubuh. Fase hidup : Telur, Larva Trokovor, Dewasa.
Contoh : Kelabang laut, cacing palolo, cacing wawo.

 Kelas Oligochaeta
Sedikit seta. Bergerak dengan otot longitudinal dan otot sekunder. Terdiri dari 15 – 200 segmen. Pada segemen 32 – 37 (Lumbricus terestis), 10 – 11 (Pherethima) terdapat penebalan kulit disebut klitelum yang didalamnya terdapat kelenjar pembentuk kokon (tempat telur). Bersifat hermafrodit. Reproduksi dengan kawin silang (seksual).
Contoh : Cacing Tanah (Lumbricus terestis).

 Kelas Hirudinea
Hewan penghisap darah. Hidup di air tawar, laut dan darat. Tubuh memiliki sel yang menghasilkan zat antikoagulan (anti pembekuan darah) bernama hirudin. Tak ada seta dan parapodia. Memiliki kokon, alat hisap di ujung anterior dan prosterior. Bersifat hermaprodit.
Contoh : Lintah (Hirudo medicinalis), pacet.

Peranan cacing
 Penyebab penyakit
 Parasit pada mamalia (cestoda, trematoda, nemathelminthes)
 Bahan makanan (Cacing palolo, Cacing wawo )
 Penghisap darah (Lintah, Pacet)
 Menyuburkan tanah (Cacing tanah)

Gelombang radio merupakan jenis gelombang elektromagnetik yang berfrequensi tinggi berkisar antara 104 Hz sampai 108 Hz. Gelombang Radio terdiri atas osilator (getaran) yang sangat cepat pada medan elektrik dan magnetik.

 Penggolongan Gelombang Radio.

 Menurut Frekuensi

1.Frekuensi Rendah (LF)

Memiliki frekuensi 30 KHz s/d 300 KHz. Panjang gelombang 1500 M. Biasa digunakan untuk radio gelombang panjang dan komunikasi jarak jauh.

2.Frekuensi Sedang (MF)
Memiliki frekuensi 300 KHz s/d 3 MHz. Gelombang Radio berfrekuensi sedang biasa digunakan untuk sistem komunikasi. Gelombang ini memiliki panjang 300 M. Gelombang ini tidak bisa menembus atmosfer, bahkan pada bagian Ionosfer gelombang tersebut justru dipantulkan kembali sehingga informasi yang dibawa gelombang bisa menuju tempat yang jauh dari pemancar.

3.Frekuensi Tinggi (HF)

Memiliki frekuensi 3 MHz s/d 30 MHz. Panjang dari gelombang ini adalah 30 M. Biasa digunakan untuk radio komunikasi jarak pendek, radio amatir, CB.

4.Frekuensi Sangat Tinggi (VHF)

Memiliki frekuensi 30 MHz s/d 300 MHz. Panjang gelombang adalah 3 M. Gelombang tidak dapat dipantulkan oleh Ionosfer. Sehingga memiliki jangkauan yang sempit. Dan cocok digunakan untuk komunikasi antar satelit. Agar gelombang ini bisa berjangkauan jauh maka perlu stasiun penghubung (Relai). Biasa digunakan untuk Radio FM, Komunikasi Polisi, Pelayanan Darurat.

5.Frekuensi Ultra Tinggi (UHF)

Memiliki frekuensi 300 MHz s/d 3 GHz. Panjang gelombang adalah 30 Cm. Gelombang tidak dapat dipantulkan oleh Ionosfer. Sehingga memiliki jangkauan yang sempit. Dan cocok digunakan untuk komunikasi antar satelit. Agar gelombang ini bisa berjangkauan jauh maka perlu stasiun penghubung (Relai). Biasa digunakan untuk Komunikasi Televisi.

6.Frekuensi Super Tinggi (SHF)
Memiliki frekuensi diatas 3 GHz. Panjang gelombang adalah 3 Cm. Biasa digunakan untuk radar, komunikasi satelit, telepon, saluran televisi.


 Menurut Panjang Gelombang

1.Gelombang Panjang (1500 M)
2.Gelombang Sedang (300 M)
3.Gelombang Pendek (30 M)
4.Gelombang Sangat Pendek (3 M)
5.Gelombang Ultra Pendek (30 Cm)
6.Gelombang Mikro (3 Cm)


 Menurut Sistim Modulasi

1.Amplitudo Modulasi (AM)
Gelombang yang mengalami perubahan amplitudo setiap detiknya. Namun frekuensi pembawa tetap. Gelombang ini dapat dipantulkan oleh Ionosfer sehingga memiliki jangkauan yang luas. Kelebihan AM adalah Jangkauan yang jauh. Sedang kekurangan AM adalah suara yang tidak jelas dan gelombang dipengaruhi keadaan cuaca. Digunakan untuk komunikasi jarak jauh.

2.Frekuensi Modulasi (FM)
Gelombang yang mengalami perubahan frequensi setiap detiknya, namun amplitude tetap. Gelombang ini tidak bisa dipantulkan oleh Ionosfer sehingga memiliki jangkauan yang sempit. Agar gelombang ini bisa berjangkauan jauh maka perlu stasiun penghubung (Relai). Kelebihan FM adalah Suara yang jelas dan tidak dipengaruhi keadaan cuaca. Sedang kekurangn AM adalah jangkauan yang sulit. Digunakan untu komunikasi antar satelit dan Radio FM.



Gelombang Radio sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia terutama dalam membantu komunikasi. Terlebih lagi Gelombang radio merupakan gelombang tinggi yang tidak terlihat, tidak terdengar, dan tidak tampak sehingga tidak mengganggu kehidupan manusia. Namun gelombang radio akan lebih bermanfaat bila digunakan sesuai kegunaanya dalam kebaikan.

Copyright 2010 ACHMAD RF
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger