Filum Platyhelminthes (Cacing Pipih)
Ciri – Ciri
1. Belum punya peredaran darah, pernafasan, anus rangka tubuh,
2. Triploblastik Aselomata
3. Simetri Bilateral
4. Sistem eskresi berupa sel api. Saraf tangga tali. Pencernaan: rongga gastrovaskular. Memiliki system reproduksi.
5. Hermaprodit
6. Epidermis dari lilin (kutikula)
Kelas Turbelaria
Tubuh panjang 5 mm – 3 cm. Tubuh terdapat cilia. Memiliki kemoreseptor berupa aurikel. Bintik mata untuk rangsangan cahaya (gelap dan terang). Pencernaan sederhana berupa mulut, faring, kerongkongan, usus. Bersifat hermaprodit. Reproduksi aseksual berupa fragmentasi. Reproduksi seksual berupa perkawinan silang. Hidup di tempat air jernih yang belum terkontaminasi. Contoh : Planaria.
Kelas Trematoda
Semua bersifat parasit. Tubuh tidak punya alat gerak. Tubuh dilapisi kutikula berduri. Memiliki alat hisap untuk menempel di tubuh inang.
Hidup di dua inang. Inang sementara biasanya siput air (Lymnea javanica). Inang utama adalah mamalia. Fase hidup diawali oleh Mirasidium (Larva bersilia), Sporosit, Redia (dalam siput), Serkaria, Dewasa.
Contoh :
1. Cacing Darah (Schistosoma sp.)
Hidup di pembuluh vena manusia. Menyebabkan penyakit skistosomiasis. Panjang jantan 9 – 22 mm. panjang betina 14 – 26 mm.
2. Fasciola hepatica (Cacing Hati)
Hidup di hati sapi, kambing. Larva bersista disebut metaserkaria biasanya terdapat menempel pada rumput dan tumbuhan air. Panjang 2 cm sampai 5 cm.
3. Cacing Hati Manusia (Clonorchis sinensis)
Hidup di hati manusia. Larva terdapat pada ikan. Biasa ditemukan pada daerah yang masyarakatnya suka memakan ikan mentah.
4. Paragonimus westerani
Hidup pada paru – paru mamalia. Larva hidup di siput. Metaserkaria tedapat pada udang air tawar.
Kelas Cestoda
Terdiri daric acing pita. Panjang tabuh bisa mencapai 9 m. tubuh terdiri dari proglotid yang berisi telur. Bersifat parasite. Tubuh tersusun atas kepala (skoleks), kait (rostelum), alat hisap dan tidak bersilia.
Fase hidup: Telur, Heksakan (babi/sapi), Sistisarkus (otot babi/sapi), cacing pita (dalam manusia), proglotid dewasa.
Hidup di sapi, babi, anjing, manusia, mamalia lainya.
Contoh :
1. Taenia solium (cacing pita babi).
Hidup di babi sebagai inang perantara. Panjang mencapai 3 m. Dewasa hidup di manusia. Memiliki alat hisap dan alat kait yang bisa melukai usus.
2. Taenia saginata (Cacing Pita Sapi).
Hidup di sapi sebagai inang peantara. Dewasa hidup di usus manusia. Tidak punya alat kait dan tidak seberbahaya seperti Taenia solium.
3. Dyplidium caninum
Hidup di anjing perantara ikan air tawar.
Filum Nemathelminthes (Cacing Gilik)
Ciri – ciri
1. Simetri Bilateral
2. Tiploblastik Pseudoselomata
3. Tubuh dari kutikula (kerotin)
4. Pencernaan sempurna
5. Gonokoris
6. Pernafasan berupa difusi
7. Syaaf: cincin syaraf dan ganglion yang terhubung
8. Fetilisasi internal
9. Parasit
10. Tidak bersegmen
Contoh :
a. Ascaris lumbricoides (Cacing Perut)
Parasit di usus. Panjang betina 20 – 40 cm. kedua ujung runcing. Tubuh licin tertutup kutikula. Melindungi dari getah pencernaan manusia.
b. Filaria (Wuchereria brancofti)
Penyebab penyakit kaki gajah (Elphantiasis). Hidup di kelenjar limfa. Larva (mikrofilia) terdpat di tubuh nyamuk culex.
c. Ancylostoma duodenale (Cacing Tambang)
Bersama Necator americanus menyebabkan penyakit tambang. Ditemukan di tempat becek (pertambangan). Larva cacing bisa menembus kaki manusia.
d. Entrobius vermicularis (Cacing Kremi)
Hidup di usus besar manusia. Panjang betina 9 – 15 mm, jantan 3 – 5 mm. saat bertelur, telur diletakkan di anus sehingga terasa gatal. Bila penderita menggaruknya maka akan terjadi penularan secara autoinfeksi. Larva di tangan masuk ke tubuh melalui makanan yang di pegang lalu ditelan.
e. Trichinella spiralis (Cacing otot)
Penyebab penyakit trichinosis. Hidup di jaringan otot mamalia. Larva masuk melalui daging babi yang tidak dimasak sempurna. Larva berkembang di usus halus. Dewasa menuju jaringan otot. Bisa menimbulkan penyumbatan.bisa menyebabkan kematian.
Filum Anelida
Ciri – ciri
1. Tubuh bersegmen
2. Triploblastik selomata
3. Simetri Bilateral
4. Permukaan tubuh dari kutikula
5. Pencernaan sempurna
6. Eskresi melelui Nefridia
7. Reproduksi. Seksual : pembuahan silang. Aseksual : Pembelahan tubuh. Hermaprodit.
8. Otak berupa sepasang ganglion kepala.
9. Pernafasan melalui kulit
Kelas Polychaeta
Memiliki banyak rambut (seta) yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada setiap segmen terdapat parapodia (tonjolan kaki untuk tempat seta sebagai alat gerak). Memiliki insang. Panjang 5 – 10 cm. hidup di laut. Reproduksi seksual dilua tubuh. Fase hidup : Telur, Larva Trokovor, Dewasa.
Contoh : Kelabang laut, cacing palolo, cacing wawo.
Kelas Oligochaeta
Sedikit seta. Bergerak dengan otot longitudinal dan otot sekunder. Terdiri dari 15 – 200 segmen. Pada segemen 32 – 37 (Lumbricus terestis), 10 – 11 (Pherethima) terdapat penebalan kulit disebut klitelum yang didalamnya terdapat kelenjar pembentuk kokon (tempat telur). Bersifat hermafrodit. Reproduksi dengan kawin silang (seksual).
Contoh : Cacing Tanah (Lumbricus terestis).
Kelas Hirudinea
Hewan penghisap darah. Hidup di air tawar, laut dan darat. Tubuh memiliki sel yang menghasilkan zat antikoagulan (anti pembekuan darah) bernama hirudin. Tak ada seta dan parapodia. Memiliki kokon, alat hisap di ujung anterior dan prosterior. Bersifat hermaprodit.
Contoh : Lintah (Hirudo medicinalis), pacet.
Peranan cacing
Penyebab penyakit
Parasit pada mamalia (cestoda, trematoda, nemathelminthes)
Bahan makanan (Cacing palolo, Cacing wawo )
Penghisap darah (Lintah, Pacet)
Menyuburkan tanah (Cacing tanah)
0 komentar:
Posting Komentar